Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena konduksi panaslangsung atau radiasi elektromagnetik. Sel-sel dapat menahan temperatur sampai 44°C tanpa kerusakan bermakna, kecepatan kerusakan jaringan berlipatganda untuk tiap derajat kenaikan temperatur. Saraf dan pembuluh darahmerupakan struktur yang kurang tahan terhadap konduksi panas(Sabiston,1995). Kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairanintravaskuler keluar dari lumen pembuluh darah; dalam hal ini bukan hanyacairan tetapi juga plasma (protein) dan elektrolit. Pada luka bakar ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang hampir menyeluruh, penimbunan jaringanmasif di intersisiel menyebabkan kondisi hipovolemik. Volume cairanintravaskuler mengalami defisit, timbul ketidakmampuan menyelenggarakanproses transportasi oksigen ke jaringan. Kondisi ini dikenal dengan sebutan syok(Moenadjat, 2001).Luka bakar secara klasik dibagi atas derajat I, II, dan III. Penggunaansistem klasifikasi ini dapat memberikan gambaran klinik tentang apakah lukadapat sembuh secara spontan ataukah membutuhkan cangkokan. Kedalamanluka tidak hanya bergantung pada tipe agen bakar dan saat kontaknya, tetapi
7
juga terhadap ketebalan kulit di daerah luka (Sabiston, 1995).