Sabtu, 28 April 2012

Asuhan keperawatan kusta


ASUHAN KEPERAWATAN

 I   PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat mengidentifikasi mengenai masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan. (Nasrul Effendi, 1995 : 18).
a.       Pengumpulan Data
1.           Identitas klien
Meliputi : nama, umur, nomor register, jenis kelamin, status,  alamat, tanggal MRS, diagnosa medis.
2.           Keluhan utama
Pada umumnya pada pasien dengan morbus hensen  ,mengeluh adanya bercak-bercak Disertai hiperanastesi dan terasa kaku diikuti dengan peningkatan suhu
3.             Riwayat kesehatan
         a. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit kusta biasanya adanya bercak-bercak merah disertai hiper anastesi dan odema pada ektrimitas pada bagian perifer seperti tangan,kaki serta bisa juga terjadi peningkatan suhu tubuh.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit yang diderita pasien sebelumnya seperti hepatitis,asma dan alergi,jantung koroner.
         c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya merupakan penyakit menular Maka anggota keluarga mempunyai resiko beasar tertular dengan kontak lama.
4.             Pola-Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Pada umumnya pada pola presepsi pada pasien kusta mengalami gangguan terutama pada body image,penderita merasa rendah diri dan merasa terkucilkan sedangkaan pada tatalaksana hidup sehat pada umumnya klien kurang kebersihan diri dan lingkungan yang kotor dan sering kontk langsung dengan penderita kusta.Karena kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya maka timbul masalah dalam perawatan diri.

                        b. Pola nutrisi dan metabolisme
Meliputi makanan klien sehari-hari komposisi:sayur, lauk pauk,minum sehari berapa gelas,berat badan naik atau turun,sebelum dan saat masuk rumah sakit  turgor kulit normal atau menurundan kebiasaan maskan klien.Klien tinggal ditempat yang kotor atau bersih Adanya penurunan nafsu makan, mual, muntah, pemnurunan berat badan, gangguan pencernaan.
                        c. Pola eliminasi
Pada Pola eleminasi alvi dan uri pada pasien kusta tidak ada kelainan.
                        d. Pola istirahat dan tidur
Pada klien kusta pada umumnya pola tidur tidak teerganggu tetapi bagi kusta yang belum menjalani pengubatan pasien baru biasanya terjadi gangguan kebutuhan tidur dan istirahat yang disebabkan oleh pikiran stress, odema dan peningkatan suhu tubuh yang yang diikuti rasa nyeri.
e. Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pada pasien kusta dalam aktifitas ada gangguan dalam hal interaksi sosial dengan masyarakat biasanya pasien mengurung diri dan pada pergerakan ektrimitas bagian perifer didapatkan bercak-bercak merah disertai odema dan pasien dianjurkan harus bayak mobilisasi.
                        f. Pola persepsi dan konsep diri
Presepsi klien tentang penyakitnya  dan bagaimana konsep dalam menghadapi penyakitnya yang diderita.
                        g. Pola sensori dan kognitif
Pada umumnya penderita kusta mengalami gangguan disalah satu sensorinya seperti peraba . Pasien tidak merasa adanya rangsangan apabila bercak tersebut diberikan rangsangan.Pada kognitifnya pasien kusta merasa tidak berguna lagi dan merasa terkucilkan  serta merasa tidak diterima oleh masyarakat dan keluarganya.
  h. Pola reproduksi seksual
Pada umumnya pada pola produksi seksual klien tidak mengalami gangguan.
                         i. Pola hubungan peran
Biasanya pada pasien kusta selalu mengurung diri dan menarik diri dari masyarakat (disorentasi) Pasien merasa malu tentang keadaan dirinya.Dan masyarakat beranggapan penyakit kusta merupakan penyakit yang menjijikan.
                         j. Pola penanggulangan stress
Bagai mana klien menghadapi masalah yang dibebani sekarang dan cara penanggulangannya.
                        k. Pola nilai dan kepercayaan
   Dalam pola ini terkadang ada anggapan yang bersifat ghaib.
b.       Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan meliputi data subyektif dan data obyektif untuk menentukan masalah klien. Data yang telah dikelompokkan untuk menentukan masalah keperawatan kemudian penyebabnya dan dirumuskan dalam diagnosa keperawatan. (Lismidar, 1990 : 7-8)

II   DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah klien yang nyata (potensial) dan membutuhkan tindakan keperawatan sehingga masalah klien ditanggulangi / dikurangi (Lismidar, 1990 : 13).
Diagnosa yang sering muncul pada klien Penyakit kusta adalah
1.       Gangguan citra tubuh b/d Perasaan negatif pada dirinya sendiri
2.       Kerusakan integritas kulit b/d ulkus akibat mycobacterium leprae.
3.       Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit yang dideritanya
4.       Menarik diri b/d penyakit yang dideritanya
5.       Kurangnya personal hagiene b/d kurangnya pengetahun tentang     penyakitnya
6.       Kurangnya pengetahuan b/d informasi yang salah

III   PERENCANAAN
Diagnosa        :Kerusakan integritas kulit b/d ulcus akibat mycobakterium leprae.
Tujuan            :Menunjukkan tingkah laku atau teknik untuk mencegah kerusakan    kulit atau meningkatkan penyembuhan
 Kriteria Hasil :
1.           Mencapai kesembuhan luka
2.             mendemontrasikan tingkah laku atau teknik untuk meningkatkan   kesembuhan dan mencegah komplikasi
3.           Menunjukkan kemajuan pada luka/penyembuhan pada lesi

     Rencana Tindakan :
1.        Guanakan teknik aseptip dalam perawatan luka
2.        Kaji kulit tip hari dan warnanya  turgor sirkulasi dan sensori
3.        Instruksikan untuk melaksanakan higiene kulit, misalnya membasuh kemudian mengeringkannya,dena berhati-hati dan melakukan masase dengan menggunakan losion dan krim
4.       Ingatkan pasien jangan menyentuh yang luka
5.       Tingkatkan masukan protein dan karbohidrat
6.       Pertahankan sprei bersih atau ganti spei sesuai dengan kebutuhan kering dan tidak berkerut.
7.       Kolaborasi dengan tim medis lainnya

     Rasional:
1.       Mencegah luka dari perlukaan mekanis dan kontaminasi
2.       Menentukan garis dasar bila ada terdapat perubahan dan dapat melakukan intervensi dengan tepat
3.       Mempertahankan kebersihan ,karena kulit yang kering bisa terjadi barrel infeksi,pembasuhan kulit kering sebagai penggaruk,menurunkan resiko trauma dermal kulit yang kering dan rapuh masase meningkatkan sirkulasi kulit dan meningkatkan kenyamanan
4.       Mencegah kontaminasi luka
5.       Mempertahankan keseimbangan nitrogen positif
6.       Freksi kulit disebabkan oleh kain yang berkerut dan basah yang menyebabkan iritasi dan potensial terhadap infeksi.
7.       elaksanakan fungsi interdependen

Diagnosa :Ganguan citra tubuh b/d persaan negetif tentang dirinya
Tujuan     :Klien dapat menerima keadaan dirinya.
KH          :
1.       Mengungkapkan rasa percaya diri dalam kemampuan menghadapi penyakitnya,perubahan gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan
2.       Menyusun rencana untuk realitas untuk masa depan
3.       Dapat menerima keadaan dirinya
4.       Klien dapat menerima konsep dirinya yang posititf tentang dirinya



Intervensi:
1.       Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,harapan masa depan
2.       Diskusikan arti dari perubahan pada pasien terhadap penampilannya
3.       Perhatikan prilaku menarik diri atau terllu memperhatikan tubuh atau perubahan
4.       Susun batas pada prilaku maladaptif Bantuklien untuk mengidentifikasi prilaku positif yang dapat membantu koping
5.       Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perwatan dan membuat jadwal aktivitas
6.       Berikan harapan dalam situasi individu jangan berikan keyakinan yang salah
7.       Berikan kesempatan untuk berbagi rasa dengan individu yang mengalami  yang sama
Rasional :
1.       Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut atau kesalahan konsep dan meng hadpi secara langsung
2.       Mengidentifikasi bagaimana penyakit menpengaruhi persepsi diri dan interksi diri dengan orang lain akan menentukan kebuuhan terhadap intervensi
3.       Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping  maladaptif, Membutuhkan intervensi lebih lanjut atau dukungan pskologis
4.       mempertahankan kontrol diri yang dapat meningkatka harga diri
5.       Meningkatkan perasan kompetensi atau harga diri mendorong kemandirian atau mendorong partisipasi dalam terapi
6.       Kata-kata penguat dapat mendukung terjadinya koping positif
7.       Memberikan motivasi dan rasa percaya diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar